Berpetualang di Kebun
Sunday, February 17, 2013
Menggunduli Serut
Gara-gara kutu pohon serut yang sedang enak-enaknya tumbuh menikmati lembabnya musim hujan harus digunduli. Cabang yang sedianya aku biarkan tumbuh liar harus aku potong.
Serangan kutu ini diawali dimusim hujan ini. Daun-daun tunas muda kok ada bintik-bintik coklat. Lama-lama makin banyak, dan menyerang tunas-tunas baru. Daun menjadi gampang rontok. Aku teliti ndak ada ulat. Yang terlihat hanya bintik coklat di batang/tunas muda. Kucoba kukorek denga kuku dan sepertinya itu kutu yang menggangu serutku ini. Tindakan drastis harus dicoba. Menyemprot dengan insectisida tidak ngefek. Mungkin larutannya kurang pekat, mungkin pas nyemprot hanya daun yang kena, sedangkan sela2 daun atau dibalik2 batang tidak maksimal. Tadi pagi aku gunting semua daun, aku sikat menggunakan sikat gigi bekas diseluruh batang dan cabang dengan larutan insectisida yang pekat.
Semoga saja tidak ada cabang dan ranting bahkan pohon yang mati akibat dan kutu juga terusir.
Oh iya, kutu ini hanya menyerang serut. Pohon lain dirumah belum ada indikasi yang aneh-aneh.
Monday, February 11, 2013
Ulmus, Des 2011 - Jan 2013
Des 2011
Ulmus ini aku beli di pameran bonsai di Jogja, sekitar bulan Oktober 2011. Di bursa tanaman ketika pameran tersebut. Penampakan bahan bonsai ini tidak plontos seperti ini. Sudah ada cabang dan ranting. Tapi ... karena tidak sreg ya kuputuskan untuk memulai dari 0 lagi. Pada waktu beli, yang menarik perhatianku adalah gerak lengkungnya. Ada dua pohon ulmus yang aku beli, dan salah satunya sudah almarhum :(.
Batang dipotong dibagian ujung. Cabang dipotong. Difoto tersebut masih ada cabang. Tak lama dari foto aku ambil aku putuskan untuk bener-bener plontos. Media tak lupa juga diganti total, dari tanah berlumpur menjadi 100% pasir malang. Praktis hanya bonggol kayu yang tersisa.
Jan 2013
Setahun lebih 4 bulan pohon ini aku rawat, ulmus ini tumbuh subur. Sempat bingung mau dibuat seperti apa masa depan ulmus ini. Sampai akhirnya tercetus ide untuk membuatnya tumbuh merunduk. Ya ... semua cabang dan ranting-rantingnya merunduk, mengikuti garis lengkung batang.
Cabang-cabang utama rupanya tumbuh di posisi bekas cabang yang aku potong. Mungkin karena kulitnya yang tebal sehingga tunas memilih lokasi yang mudah ditembus untuk tumbuh :).
Bulan ini tangan rasanya sudah gatal untuk memangkas dan memberi bentuk dasar kepada pohon ini :D.
Ulmus ini aku beli di pameran bonsai di Jogja, sekitar bulan Oktober 2011. Di bursa tanaman ketika pameran tersebut. Penampakan bahan bonsai ini tidak plontos seperti ini. Sudah ada cabang dan ranting. Tapi ... karena tidak sreg ya kuputuskan untuk memulai dari 0 lagi. Pada waktu beli, yang menarik perhatianku adalah gerak lengkungnya. Ada dua pohon ulmus yang aku beli, dan salah satunya sudah almarhum :(.
Batang dipotong dibagian ujung. Cabang dipotong. Difoto tersebut masih ada cabang. Tak lama dari foto aku ambil aku putuskan untuk bener-bener plontos. Media tak lupa juga diganti total, dari tanah berlumpur menjadi 100% pasir malang. Praktis hanya bonggol kayu yang tersisa.
Jan 2013
Dengan ijin Allah tanaman ini tumbuh subur.
Setahun lebih 4 bulan pohon ini aku rawat, ulmus ini tumbuh subur. Sempat bingung mau dibuat seperti apa masa depan ulmus ini. Sampai akhirnya tercetus ide untuk membuatnya tumbuh merunduk. Ya ... semua cabang dan ranting-rantingnya merunduk, mengikuti garis lengkung batang.
Cabang-cabang utama rupanya tumbuh di posisi bekas cabang yang aku potong. Mungkin karena kulitnya yang tebal sehingga tunas memilih lokasi yang mudah ditembus untuk tumbuh :).
Bulan ini tangan rasanya sudah gatal untuk memangkas dan memberi bentuk dasar kepada pohon ini :D.
Mayoritas cabang harus dipotong.
Penampakan setelah dikawat dan diarahkan merunduk.
Tadi pagi sebelum berangkat kerja aku lihat tunas-tunas baru calon cabang sudah siap tumbuh. Kawat yang melilit sudah aku lepas. Alhamdulillah :).
Subscribe to:
Posts (Atom)